Minggu, 28 September 2014

6 Cara HRD Mencari Kebohongan si "Pelamar Kerja"

6 Cara HRD Mencari Kebohongan si "Pelamar Kerja"



Anda sudah beberapa kali membuat Resume Lamaran Kerja ke Perusahaan tapi belum ada panggilan juga ?? atau Anda sudah beberapa kali menghadiri jadwal Wawancara Pekerjaan TAPI, hingga saat ini belum diterima bekerja juga ??

Ada baiknya coba Anda cek kembali Resume Lamaran Pekerjaan anda, apakah sudah benar atau tidak. Mungkin saja Anda sudah Gugur / Diskualifikasi sebelum Perusahaan memanggil Anda untuk wawancara. Dibeberapa Perusahaan besar sudah menerapkan seleksi Administratif sebelum melakukan panggilan wawancara bagi Calon Pelamar Pekerja, pihak HRD sudah melalukukan pengecekan melaluli referensi, penjelasan, sampai intuisi.

Karena, berdasarkan hasil survei, 38 persen pekerja suka melebih-lebihkan tanggung jawab pekerjaan mereka, dan sekitar 18 persen karyawan akan berbohong mengenai kemampuan atau kebisaan mereka. Kebohongan lain yang sering dilakukan pegawai adalah dalam hal yang berhubungan dengan informasi tanggal masuk dan keluar dari perusahaan sebelumnya, jenjang pendidikan, serta jabatan kerja. Tak ingin dicap sebagai tak mampu mencari pegawai yang mumpuni, pihak HRD tentu akan berupaya mencari karyawan terbaik dan melihat kelebihan serta kekurangan dari calon pekerja tersebut. Untuk itu, mereka pun akan mencari hal-hal kecil yang terlihat janggal atau TIDAK disangka bagi calon pekerja.

Berikut ini 6 cara pihak personalia mencari tahu kemungkinan kebohongan pelamar kerja:


1. Melakukan cek standar performa

HRD akan mencoba mencari tahu latar belakang dari calon pekerja mulai dari sejarah bekerja, lokasi tempat tinggal, tanggal masuk kerja, dan sebagainya. Bagian personalia juga akan melihat kejanggalan antara apa yang dituliskan kandidat dengan temuan mereka dari pengecekan.

2. Melihat tanda-tanda yang tak masuk akal

Rentang waktu tertentu yang tak bisa dijelaskan pada poin pengalaman kerja, keengganan untuk menjelaskan alasan tidak lagi bekerja di kantor lama, serta jeda waktu cukup lama antara waktu kerja juga bisa meningkatkan kewaspadaan si personalia. Surat lamaran kerja bisa berisi kebohongan, sehingga bukan hal aneh untuk personalia mencoba mengecek ke situs kantor lama si calon pelamar kerja dan menggunakan nomor telepon referensi yang tercantum di surat lamaran untuk mencari verifikasi.

3. Menggunakan situs jejaring sosial

Profil yang ada di situs jejaring sosial bisa berisi informasi-informasi yang sifatnya umum dan membantu perusahaan memverifikasi beberapa informasi tentang si pelamar kerja, seperti sejarah si kandidat atau tahun lulus.

4. Tes kemampuan

Saat temu muka, si personalia atau siapa pun yang akan mewawancarai kandidat pegawai akan mencoba menggunakan kata-kata yang berhubungan dengan kemampuan yang dibutuhkan dalam pekerjaan, umumnya hal-hal yang sifatnya teknis, entah si pelamar sudah pernah menjalaninya atau belum. Untuk menkonfirmasi, pihak perusahaan akan mencoba menanyakan hal-hal spesifik dan teknis mengenai kemampuan yang diakui si kandidat atau bahkan melakukan tes atas kemampuan yang diakui si kandidat bisa ia lakukan.

5. Bersedia mendengar penjelasan

Kesalahan atau kesalahpahaman amat mungkin terjadi. Bila perusahaan atau pihak personalia melihat ada kejanggalan, mereka mungkin akan memberikan kesempatan si kandidat untuk menjelaskan. Bila hal ini terjadi, sebaiknya siapkan jawaban terbaik untuk kesalahan apapun yang ada di surat lamaran maupun yang pernah Anda lakukan di masa lalu.

6. Intuisi

Menghadapi sulitnya tugas mencari kandidat terbaik, setiap personalia harus mempercayai intuisi dan pengalamannya. Bila mereka merasa ada yang tidak pas dari diri si pelamar kerja, maka ia akan melepasnya.




Sumber: www.beritasatu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar